Virus Corona yang terjadi sekarang membuat penyebarannya pun cepat berlangsung termasuk ke wilayah Sulawesi Tenggara. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyatakan pasien MW (22) yang sempat dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Bahteramas Kendari tak terjangkit virus corona.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sultra Andi Hasnah mengatakan seseorang bisa dikatakan suspect corona jika mempunyai gejala demam atau riwayat penyakit batuk, pilek, nyeri tenggorokan, pneumonia berat berdasarkan gejala klinis dan atau gambaran radiologis.
Meski demikian, klaim negatif virus corona terhadap pasien tersebut bukan atas dasar hasil uji laboratorium melainkan perkiraan riwayat perjalanannya ke Korea Selatan.
Menurut dia, MW sudah batuk lebih dulu sebelum berangkat
ke Korea. Ia menduga, pasien mengalami sakit setelah tiba di tanah air karena
kelelahan dalam perjalanan empat hari di Korea Selatan.
“Saya curigai akibat dari perjalanannya. Perjalanan jauh kan capek,”
tuturnya.
Terhadap hasil uji laboratorium pasien, Dinkes Sultra baru meminta bahannya
dari Kementerian Kesehatan untuk kemudian memeriksa kondisi MW.
“Tapi menurut pusat, kenapa harus diperiksa, dia itu bukan suspect corona,”
tegasnya.
Sementara itu, Plt Direktur RSU Bahteramas dr Sjarif
Subijakto menyebut, diagnosa wabah corona adalah pneumonia berat, berasal dari China.
“Nah ini pasien cuma demam, batuk, tapi ada riwayat dari Korea. Dari dua
kriteria itu saja tidak masuk kriteria diagnosis corona,” katanya.
Dokter, kata dia, sudah memeriksa fisik paru pasien dalam kondisi normal. Hanya
saja, semua itu perlu dilakukan uji laboratorium untuk mengetahui infeksi
sekunder.
“Kenapa diisolasi, antisipasi saja karena ada wabah. Saat ini pasien
cenderung normal ya diisolasi 7 hari lagi. Jadi flu saja. Yang bikin dicurigai
ya karena riwayat dari Korea siapa tahu tertular. Tapi kriteria yang betul high
risk ya riwayat dari Wuhan, atau dari China,” ujar Sjarif.
Sebelumnya, MW tergabung dalam rombongan 38 orang yang bepergian di Korea
Selatan. Delapan orang dari Kendari, 28 orang dari Makassar dan 2 orang dari
Jakarta.
MW bersama tujuh orang lainnya berangkat dari Kendari ke Jakarta pada 23 Januari 2020. Kemudian dari Jakarta bertolak ke Korea Selatan pada 24 Januari serta kembali di Kendari pada 27 Januari 2020.
Tiba di Kendari, pasien sempat masuk kerja. Namun, pada 1 Februari mengalami sakit dan ia sempat berobat ke Puskemas Poasia dengan keluhan demam dan sakit kepala.
Keluarga pasien kemudian merujuknya ke RSU Bahteramas pada 2 Februari 2020 karena tidak ada perubahan, hingga akhirnya dirawat di ruang isolasi khusus akibat kekhawatiran pasien terjangkit virus corona.
Namun, kata Sjarif, kondisi pasien saat ini sudah membaik usai mendapatkan pengobatan di RSU Bahteramas.