Pengerjaan gedung Rumah Sakit Jantung Sulawesi Tenggara sudah mencapai lantai 17. Saat ini, tengah dilakukan pengecoran top floor. Jika kelar dalam beberapa hari kedepan, bangunan vital yang berdiri di lahan bekas RSUD Provinsi Sultra, bakal menjadi salah satu bangunan tertinggi di Kota Kendari. Saat ini pihak kontraktor dan Dinas Cipta Karya Provinsi Sulawesi Tenggara menggenjot pengerjaan hingga sudah mencapai 45 persen. Alasannya, pembangunan fasilitas publik dengan anggaran Rp400 miliar lebih, sempat terhambat saat pandemi Covid-19 dan menyebabkan sejumlah pengerjaan beberapa spot dan lantai tertunda. Menurut Kepala Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Bina Konstruksi Provinsi Sulawesi Tenggara, Dr Ir Pahri Yamsul MSi, pekerjaan konstruksi sipil sudah selesai. Saat ini, pihaknya bersama kontraktor sedang membereskan pekerjaan konstruksi arsitektur. "Target penyelesaian tetap belum bergeser, Insya Allah Oktober 2021," ujar Pahri Yamsul. Dia juga mengatakan, saat ini pihaknya menambah jam kerja untuk mengejar penyelesaian. Penambahan jam sejak menjelang malam, hingga pukul 22.00 Wita. Kadang, ada pekerjaan hingga pukul 04.00 pagi. "Meskipun demikian, keselamatan pekerja mudah-mudahan tetap kami jaga dan prioritaskan, sehingga semua bekerja dengan kewaspadaan ketelitian, semangat tinggi," ujar Pahri Yamsul. Terkait hal ini, pihaknya mendapat apresiasi terkait K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dari World Bank dalam rapat via zoom, Selasa (30/11/2021) di Kendari. Menurutnya, apresiasi datang setelah pihak Wolrd Bank melihat pihaknya maksimal mengupayakan kesematan dan kesehatan karyawan, meskipun tantangannya tidak sedikit saat berupaya mengejar ketertinggalan pekerjaan. Diketahui, pembangunan rumah sakit jantung dan pembuluh darah di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, kini sudah berjalan hampir dua tahun. Sejak 2019, menggunakan anggaran Rp400 miliar lebih, rencananya bakal menjadi rumah sakit jantung pertama di kawasan timur Indonesia sejak peletakan batu pertama dimulai Kamis (29/8/2019). Sumber: Liputan 6